Kalau
ngomong soal pantai-pantai indah dan amazing,
Indonesia jagonya. Mulai dari Sabang sampai Merauke, pantai Indonesia selalu
menjadi tempat yang sering dikunjungi baik hari kerja maupun hari libur, baik
para wisatawan lokal maupun mancanegara. Pantai menjadi sarana refreshing sekaligus tempat liburan yang
pas ketika bosan melihat gedung-gedung perkotaan.
Dari
sekian banyak pantai yang saya kunjungi, pantai yang paling mengesankan dan
paling membuat saya tertawa selebar-lebarnya adalah Pantai Glagah yang berada
di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pantai
ini terletak di Kabupaten Kulonprogo, desa Temon tepatnya. Pantai Glagah ini berjarak 41 km dari pusat
kota Yogyakarta. Sebenarnya, saya dan teman-teman saya secara tidak sengaja
mengunjungi pantai ini. Awalnya kami berniat untuk bersilaturahmi ke tempat
teman ibu saya di Wates sekaligus untuk melakukan uji coba penelitian. Eh eh
ternyata teman ibu saya itu ngajakin kita ke pantai ini. Saya pikir sih,
pantainya biasa aja. Tapi pas ke sana, Subhanalloh, indah, menegangkan, dan cukup
menantang.
Dengan
waktu setengah jam dari pusat kota Wates, pantai ini dapat ditempuh hanya
dengan kendaraan roda dua, dan jalan menuju ke sana pun lumayan bagus. Awal
masuk ke pantai itu, kita hanya membayar retribusi sebesar lima ribu rupiah per
orang serta parkir kendaraan sebesar dua ribu rupiah. Dari kejauhan sudah
terlihat pantai Glagah dengan keindahannya. Tapi apa itu yang tersusun di
pinggir dermaganya? Sangat aneh, tidak seperti pantai-pantai biasanya.
Setelah
memarkirkan kendaraan, kami berjalan menuju pantai itu. Pertama kali kami
disambut dengan beberapa warung makanan. Buat informasi aja, hati-hati bagi
teman-teman yang muslim, di sini juga ada yang menjajakan makanan B2 yang tidak
halal. Kalau mau makan, lihat-lihat dulu menunya ya. Kemudian berlanjut ke sebuah
pasar kecil yang berisi buah, sayur dan pakaian. Ada juga beberapa gerobak
makanan yang siap sedia melayani perut kita nanti kalau udah keroncongan. Jadi,
nggak usah takut kelaperan. Masyarakat di sekitar pantai juga membuat
kolam-kolam kecil untuk anak-anak bermain dan berenang.
Eh,
bagaimana dengan pantainya? Woohoo, kita disambut dengan ombak-ombak yang gede,
dan sangat cocok buat surfing. Tapi
sayang, belum dimanfaatin banget buat surfing,
karena aku nggak ngeliat orang-orang main surfing
di sana. Aku juga nggak ngeliat wisatawan mancanegara di sekitar pantai,
mungkin pantai Glagah ini belum terlalu terekspos.
Di
sekitar dermaga juga diletakkin atom-atom gede yang berbentuk huruf “Y”. Hemh,
ternyata ini benda yang aku liat dari kejauhan tadi. Ternyata, atom-atom
berbentuk Y ini berfungsi untuk menahan ombak, ombaknya gede-gede sih. Dermaga
itu selain dikelilingi atom, juga disekitarnya ada batu-batu gede.
Ketika
mau pergi ke paling ujung dermaga, aku bingung ngeliat orang-orang pada diem
berdiri di ujung dermaga itu, kayak menunggu datangnya sesuatu. Tiba-tiba,
byaaarrrr, ombak super besar datang ke ujung dermaga dan batu-batu gede yang
mengelilingi ujung dermaga memecah ombak tersebut. Jadilah orang itu basah
kuyup terkena hamparan ombak yang pecah. Orang tersebut tertawa dan teriak
senang. Aku dan teman-temanku berniat untuk mencoba keseruan itu. Karena aku
masih takut-takut, salah satu temanku berdiri di sana mencobanya. Aku pun
merekam kejadian itu dengan kamera sakuku. Ombakpun datang. Temanku itu pun
basah kuyup diserbu ombak. Aku merekam sambil berlari menghindari ombak dan
hempasan airnya, AHAHAHA, di sinilah aku bisa teriak sambil berlari dan tertawa
selebar-lebarnya melihat temanku basah kuyup, upss. It’s wonderful I think. Aku
menyebutnya “Tsunami Kecil di Pantai Glagah”. Tak mau kalah, temanku yang
satunya juga ingin merasakan sensasi “Tsunami Kecil” ini. Setelah lama
ditunggu, ombak pun tak kunjung datang. Dan ketika ombak datang, dia tidak
basah kuyup, karena ia berdiri terlalu di ujung. Kurang beruntung kau nak ! hehe. Setelah sekian lama bermain
hempas-hempasan ombak, kita pun berjalan pulang dengan kelelahan dan basah
kuyup. Eh tiba-tiba temanku, Harum, ngeluarin minuman Liang Teh Cap Panda.
“Minum tuh bagi-bagi”, ucapku pada Hanum sambil merebut Liang Teh Cap Panda
yang dipegangnya. Pengen lagi jalan-jalan
ke sini, sama keluarga lebih seru kayaknya :)
ditunggu juga kemari gan
BalasHapushttp://gubugkecilsangentung.blogspot.com/2014/08/17-agustusan-di-pantai-klayar-banyu.html
Glagah... gugusan pantai selatan yogya yang mistis. http://fxmuchtar.blogspot.com/2014/08/serasa-memiliki-pantai-pribadi-di-liang.html
BalasHapusokee, terimakasih udah berkunjung ya agan-agan :)
BalasHapus