Minggu, 18 Maret 2018

Cerita Koas THT (1)

Assalamu'alaikum blog ku yang sudah usang tak terurus !
Hihi, kemarin-kemarin aku aktif nulis di tumblr, dan sekarang aku kembali ke kamuu, karena tumblr sudah diblokir. Nice, padahal tulisanku di sana semua 
Well, aku mau cerita tentang pengalaman koasku di bagian THT. Cuma ingin menjadi pengingat jika suatu saat ku ingin nostalgia di masa depan hehe..

Jadi di THT, aku dikasih waktu 3 minggu untuk belajar di bagian ini. Dan aku sangat terkesan, dan mencintai stase ini. Aku menyukainya. Malah berniat ingin menjadi spesialis THT hehe (Duh, tapi Sp.KJ tetap pilihan nomer 1). Di sini menurutku nggak terlalu berat banget, wabil khusus buat calon ibu-ibu, stase THT adalah pilihan terbaik untuk menjadi spesialis yang tidak terlalu sibuk sehingga keluarganya tetap bisa terurus. Di THT, kegiatan sehari-harinya adalah jaga poli, operasi (jarang ada yang cito), dan kalo ada pasien bangsal ya visit ke bangsal. Gaada urusannya jaga malem hehe
Di minggu pertama, aku mulai mengenali berbagai macam penyakit yang sering ada di sini, kebanyakan sih serumen proop, otitis media baik akut dan kronik, otitis eksterna difus, tonsilitis, Laryngo Pharyngeal Reflux Disease, korpal baik di telinga hidung maupun tenggorokan/kerongkongan, Rinosinusitis dan sebagainya.
Dan aku paling menyukai bagian mengambil serumen proop  pernah suatu ketika, ada si mbah si mbah yang mengeluh penurunan pendengaran, dan telinganya terasa berdenging. Dan setelah ku cek, ternyata banyak binggo serumen2 tak bertanggung jawab yang mengisi liang telinganya. Iya sih, dia sering mengorek-ngorek telinga pake cotton bud. So, aku evakuasi lah serumen-serumennya itu. Sampe daku ditinggalin sama residen ke ruang OK wkwk.. Setelah sekian lama, bersihlah telinga si mbah itu.
"Sampun mbah, sampun bersih telingane", ujarku.
"wah iya to dok, udah enakan", kata si mbahnya sambil mencium tanganku.
"wah mbah, jangan mbah", aku melarangnya karena nggak enak.
Mbahnya sampe segitunya sama aku, padahal aku cuma bersihin telinganyaaa, apakah ini yang namanya cinta pasien ke dokter? Ouhhh, semakin bahagia dan semangat diriku untuk cepat jadi dokter.
Okay, next time mau cerita tentang pengalaman yang tidam mengenakkan selama di THT. Karena cerita koas ga melulu bahagia ahahahha

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Minggu, 18 Maret 2018

Cerita Koas THT (1)

Assalamu'alaikum blog ku yang sudah usang tak terurus !
Hihi, kemarin-kemarin aku aktif nulis di tumblr, dan sekarang aku kembali ke kamuu, karena tumblr sudah diblokir. Nice, padahal tulisanku di sana semua 
Well, aku mau cerita tentang pengalaman koasku di bagian THT. Cuma ingin menjadi pengingat jika suatu saat ku ingin nostalgia di masa depan hehe..

Jadi di THT, aku dikasih waktu 3 minggu untuk belajar di bagian ini. Dan aku sangat terkesan, dan mencintai stase ini. Aku menyukainya. Malah berniat ingin menjadi spesialis THT hehe (Duh, tapi Sp.KJ tetap pilihan nomer 1). Di sini menurutku nggak terlalu berat banget, wabil khusus buat calon ibu-ibu, stase THT adalah pilihan terbaik untuk menjadi spesialis yang tidak terlalu sibuk sehingga keluarganya tetap bisa terurus. Di THT, kegiatan sehari-harinya adalah jaga poli, operasi (jarang ada yang cito), dan kalo ada pasien bangsal ya visit ke bangsal. Gaada urusannya jaga malem hehe
Di minggu pertama, aku mulai mengenali berbagai macam penyakit yang sering ada di sini, kebanyakan sih serumen proop, otitis media baik akut dan kronik, otitis eksterna difus, tonsilitis, Laryngo Pharyngeal Reflux Disease, korpal baik di telinga hidung maupun tenggorokan/kerongkongan, Rinosinusitis dan sebagainya.
Dan aku paling menyukai bagian mengambil serumen proop  pernah suatu ketika, ada si mbah si mbah yang mengeluh penurunan pendengaran, dan telinganya terasa berdenging. Dan setelah ku cek, ternyata banyak binggo serumen2 tak bertanggung jawab yang mengisi liang telinganya. Iya sih, dia sering mengorek-ngorek telinga pake cotton bud. So, aku evakuasi lah serumen-serumennya itu. Sampe daku ditinggalin sama residen ke ruang OK wkwk.. Setelah sekian lama, bersihlah telinga si mbah itu.
"Sampun mbah, sampun bersih telingane", ujarku.
"wah iya to dok, udah enakan", kata si mbahnya sambil mencium tanganku.
"wah mbah, jangan mbah", aku melarangnya karena nggak enak.
Mbahnya sampe segitunya sama aku, padahal aku cuma bersihin telinganyaaa, apakah ini yang namanya cinta pasien ke dokter? Ouhhh, semakin bahagia dan semangat diriku untuk cepat jadi dokter.
Okay, next time mau cerita tentang pengalaman yang tidam mengenakkan selama di THT. Karena cerita koas ga melulu bahagia ahahahha

Tidak ada komentar :

Posting Komentar