Senin, 25 Agustus 2014

Pantai Glagah, A Challenging Beach



Kalau ngomong soal pantai-pantai indah dan amazing, Indonesia jagonya. Mulai dari Sabang sampai Merauke, pantai Indonesia selalu menjadi tempat yang sering dikunjungi baik hari kerja maupun hari libur, baik para wisatawan lokal maupun mancanegara. Pantai menjadi sarana refreshing sekaligus tempat liburan yang pas ketika bosan melihat gedung-gedung perkotaan.
Dari sekian banyak pantai yang saya kunjungi, pantai yang paling mengesankan dan paling membuat saya tertawa selebar-lebarnya adalah Pantai Glagah yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.



Pantai ini terletak di Kabupaten Kulonprogo, desa Temon tepatnya.  Pantai Glagah ini berjarak 41 km dari pusat kota Yogyakarta. Sebenarnya, saya dan teman-teman saya secara tidak sengaja mengunjungi pantai ini. Awalnya kami berniat untuk bersilaturahmi ke tempat teman ibu saya di Wates sekaligus untuk melakukan uji coba penelitian. Eh eh ternyata teman ibu saya itu ngajakin kita ke pantai ini. Saya pikir sih, pantainya biasa aja. Tapi pas ke sana, Subhanalloh, indah, menegangkan, dan cukup menantang.
Dengan waktu setengah jam dari pusat kota Wates, pantai ini dapat ditempuh hanya dengan kendaraan roda dua, dan jalan menuju ke sana pun lumayan bagus. Awal masuk ke pantai itu, kita hanya membayar retribusi sebesar lima ribu rupiah per orang serta parkir kendaraan sebesar dua ribu rupiah. Dari kejauhan sudah terlihat pantai Glagah dengan keindahannya. Tapi apa itu yang tersusun di pinggir dermaganya? Sangat aneh, tidak seperti pantai-pantai biasanya.
Setelah memarkirkan kendaraan, kami berjalan menuju pantai itu. Pertama kali kami disambut dengan beberapa warung makanan. Buat informasi aja, hati-hati bagi teman-teman yang muslim, di sini juga ada yang menjajakan makanan B2 yang tidak halal. Kalau mau makan, lihat-lihat dulu menunya ya. Kemudian berlanjut ke sebuah pasar kecil yang berisi buah, sayur dan pakaian. Ada juga beberapa gerobak makanan yang siap sedia melayani perut kita nanti kalau udah keroncongan. Jadi, nggak usah takut kelaperan. Masyarakat di sekitar pantai juga membuat kolam-kolam kecil untuk anak-anak bermain dan berenang.
Eh, bagaimana dengan pantainya? Woohoo, kita disambut dengan ombak-ombak yang gede, dan sangat cocok buat surfing. Tapi sayang, belum dimanfaatin banget buat surfing, karena aku nggak ngeliat orang-orang main surfing di sana. Aku juga nggak ngeliat wisatawan mancanegara di sekitar pantai, mungkin pantai Glagah ini belum terlalu terekspos.
Di sekitar dermaga juga diletakkin atom-atom gede yang berbentuk huruf “Y”. Hemh, ternyata ini benda yang aku liat dari kejauhan tadi. Ternyata, atom-atom berbentuk Y ini berfungsi untuk menahan ombak, ombaknya gede-gede sih. Dermaga itu selain dikelilingi atom, juga disekitarnya ada batu-batu gede.
Ketika mau pergi ke paling ujung dermaga, aku bingung ngeliat orang-orang pada diem berdiri di ujung dermaga itu, kayak menunggu datangnya sesuatu. Tiba-tiba, byaaarrrr, ombak super besar datang ke ujung dermaga dan batu-batu gede yang mengelilingi ujung dermaga memecah ombak tersebut. Jadilah orang itu basah kuyup terkena hamparan ombak yang pecah. Orang tersebut tertawa dan teriak senang. Aku dan teman-temanku berniat untuk mencoba keseruan itu. Karena aku masih takut-takut, salah satu temanku berdiri di sana mencobanya. Aku pun merekam kejadian itu dengan kamera sakuku. Ombakpun datang. Temanku itu pun basah kuyup diserbu ombak. Aku merekam sambil berlari menghindari ombak dan hempasan airnya, AHAHAHA, di sinilah aku bisa teriak sambil berlari dan tertawa selebar-lebarnya melihat temanku basah kuyup, upss. It’s wonderful I think. Aku menyebutnya “Tsunami Kecil di Pantai Glagah”. Tak mau kalah, temanku yang satunya juga ingin merasakan sensasi “Tsunami Kecil” ini. Setelah lama ditunggu, ombak pun tak kunjung datang. Dan ketika ombak datang, dia tidak basah kuyup, karena ia berdiri terlalu di ujung. Kurang beruntung kau nak ! hehe. Setelah sekian lama bermain hempas-hempasan ombak, kita pun berjalan pulang dengan kelelahan dan basah kuyup. Eh tiba-tiba temanku, Harum, ngeluarin minuman Liang Teh Cap Panda. “Minum tuh bagi-bagi”, ucapku pada Hanum sambil merebut Liang Teh Cap Panda yang dipegangnya. Pengen lagi jalan-jalan ke sini, sama keluarga lebih seru kayaknya :)

3 komentar :

  1. ditunggu juga kemari gan

    http://gubugkecilsangentung.blogspot.com/2014/08/17-agustusan-di-pantai-klayar-banyu.html

    BalasHapus
  2. Glagah... gugusan pantai selatan yogya yang mistis. http://fxmuchtar.blogspot.com/2014/08/serasa-memiliki-pantai-pribadi-di-liang.html

    BalasHapus
  3. okee, terimakasih udah berkunjung ya agan-agan :)

    BalasHapus

Senin, 25 Agustus 2014

Pantai Glagah, A Challenging Beach



Kalau ngomong soal pantai-pantai indah dan amazing, Indonesia jagonya. Mulai dari Sabang sampai Merauke, pantai Indonesia selalu menjadi tempat yang sering dikunjungi baik hari kerja maupun hari libur, baik para wisatawan lokal maupun mancanegara. Pantai menjadi sarana refreshing sekaligus tempat liburan yang pas ketika bosan melihat gedung-gedung perkotaan.
Dari sekian banyak pantai yang saya kunjungi, pantai yang paling mengesankan dan paling membuat saya tertawa selebar-lebarnya adalah Pantai Glagah yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.



Pantai ini terletak di Kabupaten Kulonprogo, desa Temon tepatnya.  Pantai Glagah ini berjarak 41 km dari pusat kota Yogyakarta. Sebenarnya, saya dan teman-teman saya secara tidak sengaja mengunjungi pantai ini. Awalnya kami berniat untuk bersilaturahmi ke tempat teman ibu saya di Wates sekaligus untuk melakukan uji coba penelitian. Eh eh ternyata teman ibu saya itu ngajakin kita ke pantai ini. Saya pikir sih, pantainya biasa aja. Tapi pas ke sana, Subhanalloh, indah, menegangkan, dan cukup menantang.
Dengan waktu setengah jam dari pusat kota Wates, pantai ini dapat ditempuh hanya dengan kendaraan roda dua, dan jalan menuju ke sana pun lumayan bagus. Awal masuk ke pantai itu, kita hanya membayar retribusi sebesar lima ribu rupiah per orang serta parkir kendaraan sebesar dua ribu rupiah. Dari kejauhan sudah terlihat pantai Glagah dengan keindahannya. Tapi apa itu yang tersusun di pinggir dermaganya? Sangat aneh, tidak seperti pantai-pantai biasanya.
Setelah memarkirkan kendaraan, kami berjalan menuju pantai itu. Pertama kali kami disambut dengan beberapa warung makanan. Buat informasi aja, hati-hati bagi teman-teman yang muslim, di sini juga ada yang menjajakan makanan B2 yang tidak halal. Kalau mau makan, lihat-lihat dulu menunya ya. Kemudian berlanjut ke sebuah pasar kecil yang berisi buah, sayur dan pakaian. Ada juga beberapa gerobak makanan yang siap sedia melayani perut kita nanti kalau udah keroncongan. Jadi, nggak usah takut kelaperan. Masyarakat di sekitar pantai juga membuat kolam-kolam kecil untuk anak-anak bermain dan berenang.
Eh, bagaimana dengan pantainya? Woohoo, kita disambut dengan ombak-ombak yang gede, dan sangat cocok buat surfing. Tapi sayang, belum dimanfaatin banget buat surfing, karena aku nggak ngeliat orang-orang main surfing di sana. Aku juga nggak ngeliat wisatawan mancanegara di sekitar pantai, mungkin pantai Glagah ini belum terlalu terekspos.
Di sekitar dermaga juga diletakkin atom-atom gede yang berbentuk huruf “Y”. Hemh, ternyata ini benda yang aku liat dari kejauhan tadi. Ternyata, atom-atom berbentuk Y ini berfungsi untuk menahan ombak, ombaknya gede-gede sih. Dermaga itu selain dikelilingi atom, juga disekitarnya ada batu-batu gede.
Ketika mau pergi ke paling ujung dermaga, aku bingung ngeliat orang-orang pada diem berdiri di ujung dermaga itu, kayak menunggu datangnya sesuatu. Tiba-tiba, byaaarrrr, ombak super besar datang ke ujung dermaga dan batu-batu gede yang mengelilingi ujung dermaga memecah ombak tersebut. Jadilah orang itu basah kuyup terkena hamparan ombak yang pecah. Orang tersebut tertawa dan teriak senang. Aku dan teman-temanku berniat untuk mencoba keseruan itu. Karena aku masih takut-takut, salah satu temanku berdiri di sana mencobanya. Aku pun merekam kejadian itu dengan kamera sakuku. Ombakpun datang. Temanku itu pun basah kuyup diserbu ombak. Aku merekam sambil berlari menghindari ombak dan hempasan airnya, AHAHAHA, di sinilah aku bisa teriak sambil berlari dan tertawa selebar-lebarnya melihat temanku basah kuyup, upss. It’s wonderful I think. Aku menyebutnya “Tsunami Kecil di Pantai Glagah”. Tak mau kalah, temanku yang satunya juga ingin merasakan sensasi “Tsunami Kecil” ini. Setelah lama ditunggu, ombak pun tak kunjung datang. Dan ketika ombak datang, dia tidak basah kuyup, karena ia berdiri terlalu di ujung. Kurang beruntung kau nak ! hehe. Setelah sekian lama bermain hempas-hempasan ombak, kita pun berjalan pulang dengan kelelahan dan basah kuyup. Eh tiba-tiba temanku, Harum, ngeluarin minuman Liang Teh Cap Panda. “Minum tuh bagi-bagi”, ucapku pada Hanum sambil merebut Liang Teh Cap Panda yang dipegangnya. Pengen lagi jalan-jalan ke sini, sama keluarga lebih seru kayaknya :)

3 komentar :

  1. ditunggu juga kemari gan

    http://gubugkecilsangentung.blogspot.com/2014/08/17-agustusan-di-pantai-klayar-banyu.html

    BalasHapus
  2. Glagah... gugusan pantai selatan yogya yang mistis. http://fxmuchtar.blogspot.com/2014/08/serasa-memiliki-pantai-pribadi-di-liang.html

    BalasHapus
  3. okee, terimakasih udah berkunjung ya agan-agan :)

    BalasHapus