Kamis, 16 Februari 2012

Resolusi Aisyah LiputInesia

Semester ini adalah semester tersibuk. Di kelas satu dulu pun begitu. Semester 2 adalah semester yang tersibuk. Banyak lomba di semester ini. Di semester inilah ajang pengumpulan piagam. Sulit. Harus mengorbankan pelajaran. Tapi aku ingin keduanya berjalan seimbang. Udah cukup ulangan matematika kemaren tidak lulus. Gak mau lagi malu-maluin kayak gitu....
Mungkin blog ini pengganti diary ku ya. Tapi kasihan juga aisyahliputinesia ini. Jarang aku perhatiin.

Aku teringat akan sebuah novel, aku lupa pengarangnya. Judul novelnya "Negeri 5 Menara". Novel itu aku pinjam dari tanteku di Lampung. Bukan aku sebenarnya yang ingin meminjam, tapi tanteku yang menawarkan. "Itu Ais, di lemari ada buku bagus loh, buruan baca. Itu si Hilman kemaren beli", kata tante sambil menyebut nama Mas Hilman, sepupuku. "Iya Tante". Kuambil buku itu. Wah, tebal banget jeng. Berapa hari lagi ya, aku di Lampung? 4 hari lagi. Kira-kira habis gak ya, aku baca novel ini? Harus bisa.
Kubuka lembar demi lembar novelnya. Ternyata seru juga ceritanya. Aku teringat adegan ini "Karena candaannya, ada nenek yang tertawa terpingkal-pingkal sambil terkentut-kentut". Hahaha.. Hal itu membuatku semakin semangat membaca. Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda dari Padang, Sumatera Barat yang berjuang di Pondok Pesantren Gontor. Mengisahkan tentang keseruan bersekolah di pesantren. Novel ini sangat menginspirasi. Sampai-sampai saat itu aku berkata pada ibu, pengen pindah sekolah ke pesantren. Tapi ibu gak nyuruh. "Kamu kan udah daftar di SMA 1, repot ngurusin pindahnya". Itu alasan ibu aja. Sebenarnya, dia gak mau sendirian di rumah. Gak ada yang beresin rumah ntar, gak ada yang ngerjain tugas kuliah online nya ibu. Masalahnya, cuma aku sendiri yang bisa ngutak-atik akunnya ibu di Universitas Terbuka Online itu. Udah udah udah, kembali ke novel... Ya, intisari atau (baca huruf t nya seksi ya, "athau") hikmah yang aku dapat dari novel ini adalah "Man Jadda wa Jada" artinya siapa yang bersungguh-sungguh, ia pasti akan berhasil. Aku catat kata-kata mutiara itu di notes hapeku. A, satu lagi "Belajarlah dan bekerjalah lebih dari orang lain, dan kamu akan berada satu tingkat di atas orang itu", kira-kira seperti itulah bunyinya.
Dan aku mulai saat ini detik ini, akan memberlakukan kembali hukum tersebut dan aku masukkan ke dalam UUD Aisyah LiputInesia pasal 1 ayat 1 dan 2. Apabila dilanggar, maka ilmu dan nilai akan membuat hati ini berdebar-debar cemas tak karuan tak tau arah dan tujuan. (Apa sih gak nyambung)
POKOKNYA, RESOLUSI DI TAHUN INI HARUS TERJADI, DEMI MASA DEPAN LEBIH BAIK. LANJUTKAN !!!

(hihihihihi. kayak calon bupati aja)

4 komentar :

Kamis, 16 Februari 2012

Resolusi Aisyah LiputInesia

Semester ini adalah semester tersibuk. Di kelas satu dulu pun begitu. Semester 2 adalah semester yang tersibuk. Banyak lomba di semester ini. Di semester inilah ajang pengumpulan piagam. Sulit. Harus mengorbankan pelajaran. Tapi aku ingin keduanya berjalan seimbang. Udah cukup ulangan matematika kemaren tidak lulus. Gak mau lagi malu-maluin kayak gitu....
Mungkin blog ini pengganti diary ku ya. Tapi kasihan juga aisyahliputinesia ini. Jarang aku perhatiin.

Aku teringat akan sebuah novel, aku lupa pengarangnya. Judul novelnya "Negeri 5 Menara". Novel itu aku pinjam dari tanteku di Lampung. Bukan aku sebenarnya yang ingin meminjam, tapi tanteku yang menawarkan. "Itu Ais, di lemari ada buku bagus loh, buruan baca. Itu si Hilman kemaren beli", kata tante sambil menyebut nama Mas Hilman, sepupuku. "Iya Tante". Kuambil buku itu. Wah, tebal banget jeng. Berapa hari lagi ya, aku di Lampung? 4 hari lagi. Kira-kira habis gak ya, aku baca novel ini? Harus bisa.
Kubuka lembar demi lembar novelnya. Ternyata seru juga ceritanya. Aku teringat adegan ini "Karena candaannya, ada nenek yang tertawa terpingkal-pingkal sambil terkentut-kentut". Hahaha.. Hal itu membuatku semakin semangat membaca. Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda dari Padang, Sumatera Barat yang berjuang di Pondok Pesantren Gontor. Mengisahkan tentang keseruan bersekolah di pesantren. Novel ini sangat menginspirasi. Sampai-sampai saat itu aku berkata pada ibu, pengen pindah sekolah ke pesantren. Tapi ibu gak nyuruh. "Kamu kan udah daftar di SMA 1, repot ngurusin pindahnya". Itu alasan ibu aja. Sebenarnya, dia gak mau sendirian di rumah. Gak ada yang beresin rumah ntar, gak ada yang ngerjain tugas kuliah online nya ibu. Masalahnya, cuma aku sendiri yang bisa ngutak-atik akunnya ibu di Universitas Terbuka Online itu. Udah udah udah, kembali ke novel... Ya, intisari atau (baca huruf t nya seksi ya, "athau") hikmah yang aku dapat dari novel ini adalah "Man Jadda wa Jada" artinya siapa yang bersungguh-sungguh, ia pasti akan berhasil. Aku catat kata-kata mutiara itu di notes hapeku. A, satu lagi "Belajarlah dan bekerjalah lebih dari orang lain, dan kamu akan berada satu tingkat di atas orang itu", kira-kira seperti itulah bunyinya.
Dan aku mulai saat ini detik ini, akan memberlakukan kembali hukum tersebut dan aku masukkan ke dalam UUD Aisyah LiputInesia pasal 1 ayat 1 dan 2. Apabila dilanggar, maka ilmu dan nilai akan membuat hati ini berdebar-debar cemas tak karuan tak tau arah dan tujuan. (Apa sih gak nyambung)
POKOKNYA, RESOLUSI DI TAHUN INI HARUS TERJADI, DEMI MASA DEPAN LEBIH BAIK. LANJUTKAN !!!

(hihihihihi. kayak calon bupati aja)

4 komentar :