Kamis, 02 April 2015

Merbabu Expedition with KUUMY13 (part 5-final)

Assalamu'alaykum wr. wb.

Aku bingung mau ngapain malem ini, biasanya malem jum'at kayak gini nyari bahan buat tutorial besok, tapi karena besoknya libur, jadilah mencari-cari kerjaan lain selain ngeliat buku. Daaaaannn, teringatlah blog kesayanganku ini yang udah berbulan-bulan tak pernah ku sentuh karena saking padatnya kuliah dan agenda organisasi sehingga tak bisa menyalurkan hobiku di blog ini.


Oke fine, mau cerita apa ya malem ini? Sepertinya cerita tentang "Merbabu Expedition" masih 1 episode lagi untuk dilanjutkan. Oke gapapa, kita lanjutin cerita tentang itu, walaupun aku agak lupa dan ga mau nginget lagi perjalanan pertama (dan mungkin terakhir with medvent) kami ini... Karena ujung-ujungnya pasti bikin --> kangen

Minggu, 9 Juni 2014
Puncak itu, akhirnya kami menggapainya. Kami pandang sekeliling bumi di bawah langit Merbabu sepuas-puasnya. Terlihat Merapi berdiri dengan kokohnya memandangi kami yang dengan senangnya berpose membentuk gaya di depan kamera.
Syukur ini selalu terucap dari bibir, terlihat beberapa orang yang juga baru sampai bersama kami.
 
Aku merasa kala itu, aku bukan aku. Aisyah bukan aku. Baru pertama kali mencoba mendaki, dan tak ada persiapan yang matang, dan dengan nekatnya pergi mendaki memakai rok? Sungguh, aku tak percaya kalau itu aku.

Kami tiba tepat pukul 1 kurang 10 menit, saatnya menunaikan sholat Dzuhur. Karena tak ada air di puncak merbabu, ilmu tentang cara bertayamum yang semenjak Sekolah Dasar pun kami praktekkan. Karena alas untuk sholat (matras) yang kami bawa sedikit (yang lain ditinggal di tempat persembunyian), jadilah kami bergantian untuk sholat. Jamaah pertama aku, anin, reza dan yusro. Sebelumnya kami kebingungan menentukan arah sholat. "Lihat aja mataharinya ada di mana, kita liat bayangannya, matahari kan terbit dari timur, berarti blablabla", ujar Reza. Dan kami pun sholat.
Setelah selesai, para ikhwan yang belum sholat pun menunaikan ibadah wajib ini. Namun anehnya, mereka terbagi menjadi 2 jamaah. Tak tahulah apa dasar mereka sholat dengan jamaah berbeda dan kiblat berbeda seperti ini.
Hey, ada bunyi perut keroncongan tuh. Sang kapten, Irfan siap untuk memasak Mie galak untuk perut-perut kami yang mulai berulah. Berbumbukan dedaunan kering dan debu-debu yang tak tau kapan masuk ke dalam nesting, kami pun makan dengan lahap tanpa memerdulikan semua itu. Sungguh lezat makan di keadaan seperti ini, keadaan yang serba terbatas, namun tetap nikmat karena kami merasakannya bersama.

Sebenarnya masih ada cerita yang paling klimaks dari perjalanan ini. Namun, aku tak ingin mengingatnya lagi. Cukup di memori otakku, dan mungkin nantinya akan tertulis di novel perdanaku yang tak tau kapan terbitnya. Mohon doanya :)

Sekian ~~



Wassalamu'alaykum wr. wb.


*kalo pengen liat perjalanan kami, silahkan buka video dokumentasi kami selama di Merbabu di sini

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Kamis, 02 April 2015

Merbabu Expedition with KUUMY13 (part 5-final)

Assalamu'alaykum wr. wb.

Aku bingung mau ngapain malem ini, biasanya malem jum'at kayak gini nyari bahan buat tutorial besok, tapi karena besoknya libur, jadilah mencari-cari kerjaan lain selain ngeliat buku. Daaaaannn, teringatlah blog kesayanganku ini yang udah berbulan-bulan tak pernah ku sentuh karena saking padatnya kuliah dan agenda organisasi sehingga tak bisa menyalurkan hobiku di blog ini.


Oke fine, mau cerita apa ya malem ini? Sepertinya cerita tentang "Merbabu Expedition" masih 1 episode lagi untuk dilanjutkan. Oke gapapa, kita lanjutin cerita tentang itu, walaupun aku agak lupa dan ga mau nginget lagi perjalanan pertama (dan mungkin terakhir with medvent) kami ini... Karena ujung-ujungnya pasti bikin --> kangen

Minggu, 9 Juni 2014
Puncak itu, akhirnya kami menggapainya. Kami pandang sekeliling bumi di bawah langit Merbabu sepuas-puasnya. Terlihat Merapi berdiri dengan kokohnya memandangi kami yang dengan senangnya berpose membentuk gaya di depan kamera.
Syukur ini selalu terucap dari bibir, terlihat beberapa orang yang juga baru sampai bersama kami.
 
Aku merasa kala itu, aku bukan aku. Aisyah bukan aku. Baru pertama kali mencoba mendaki, dan tak ada persiapan yang matang, dan dengan nekatnya pergi mendaki memakai rok? Sungguh, aku tak percaya kalau itu aku.

Kami tiba tepat pukul 1 kurang 10 menit, saatnya menunaikan sholat Dzuhur. Karena tak ada air di puncak merbabu, ilmu tentang cara bertayamum yang semenjak Sekolah Dasar pun kami praktekkan. Karena alas untuk sholat (matras) yang kami bawa sedikit (yang lain ditinggal di tempat persembunyian), jadilah kami bergantian untuk sholat. Jamaah pertama aku, anin, reza dan yusro. Sebelumnya kami kebingungan menentukan arah sholat. "Lihat aja mataharinya ada di mana, kita liat bayangannya, matahari kan terbit dari timur, berarti blablabla", ujar Reza. Dan kami pun sholat.
Setelah selesai, para ikhwan yang belum sholat pun menunaikan ibadah wajib ini. Namun anehnya, mereka terbagi menjadi 2 jamaah. Tak tahulah apa dasar mereka sholat dengan jamaah berbeda dan kiblat berbeda seperti ini.
Hey, ada bunyi perut keroncongan tuh. Sang kapten, Irfan siap untuk memasak Mie galak untuk perut-perut kami yang mulai berulah. Berbumbukan dedaunan kering dan debu-debu yang tak tau kapan masuk ke dalam nesting, kami pun makan dengan lahap tanpa memerdulikan semua itu. Sungguh lezat makan di keadaan seperti ini, keadaan yang serba terbatas, namun tetap nikmat karena kami merasakannya bersama.

Sebenarnya masih ada cerita yang paling klimaks dari perjalanan ini. Namun, aku tak ingin mengingatnya lagi. Cukup di memori otakku, dan mungkin nantinya akan tertulis di novel perdanaku yang tak tau kapan terbitnya. Mohon doanya :)

Sekian ~~



Wassalamu'alaykum wr. wb.


*kalo pengen liat perjalanan kami, silahkan buka video dokumentasi kami selama di Merbabu di sini

Tidak ada komentar :

Posting Komentar