Jumat, 16 Januari 2015

Sulitnya Menjaga Lisan

Assalamu'alaykum wr.wb.

Akhir-akhir ini aku rasa, banyak yang tersakiti oleh lisanku, mungkin juga kecewa. Aku juga merasa aku sering salah dalam ucapan, tak bisa menjaga perasaan mereka yang ada di hadapanku. Mungkin banyak yang bilang, "Aisyah itu pendiam sekali ya", itu bagi yang belum kenal dan akrab sama aku. Tapi bagi yang udah kenal, mungkin mereka menyesal bilang itu.

Memang terkadang, aku lebih memilih diam, betul kata ama, aku hanya berbicara jika diminta, tapi kalau ketemu sama orang yang sama2 pendiam, ujung-ujungnya juga bakalan ngomong :)
Terkadang, ada kalanya aku ingin seperti mereka yang banyak omong, bisa ngebikin orang tertawa karena leluconnya, dan pernah kucoba, tapi... Sepertinya aku kurang didengarkan, mungkin karena faktor suara yang seperti ini, atau mereka sudah terbiasa melihatku diam sehingga mereka pikir aku ga bakalan ngomong.

Alasan kedua, kenapa aku suka diam, karena takut salah ngomong, takut perkataan yang kukeluarkan tak ada dasarnya atau aku lupa apa dasarnya, dan takut menyakiti perasaan mereka. Bagiku, apa yang aku omongkan itu biasa saja, apalagi aku dari Sumatera yang biasa saja kala mendengar perkataan yang kasar, tetapi itu membuat orang tersakiti, sungguh tak ada niat sama sekali untuk menyakiti perasaan orang lain, karena aku pun tak suka disakiti.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)


Ampuni hamba ya Allah, yang belum dapat menjaga lisan ini, yang selalu saja khilaf membiarkan lisan ini tak terkontrol
Telah banyak hati hati yang hamba sakiti, hanya kata 'maaf' yang ingin hamba sampaikan kepada mereka



Bersyukur Allah memberikanku suara yang seperti ini, mungkin memang kurang didengarkan karena frekuensinya yang kecil, namun setidaknya mengurangi keinginanku untuk berkata-kata :) InshaaAllah, akan kuperbaiki lisanku, akan kujaga ia agar sekelilingku tak ada yang merasa tersakiti. Tak ingin hanya dengan satu kata saja, menjadi pemberat timbanganku menuju neraka, naudzubillahi min dzaalik.

Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhoan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wahai lisan, sungguh engkau sangat berbahaya
Engkau layaknya pisau bermata dua
Terpuji ketika kata-kata kebaikan yang engkau keluarkan
Seperti halnya Bung Tomo yang hanya dengan lisannya membakar semangat rakyatnya untuk berjuang
dan engkau terhina ketika kata-kata keburukan yang engkau keluarkan
seperti halnya Iblis yang menggoda Adam
Wahai lisan, sungguh menjagamu teramat sulit
hanya dua hal yang dapat mengontrol apa yang engkau keluarkan
"Diam" dan "Puasa"

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka katakanlah perkataan yang baik atau jika tidak maka diamlah.”(Muttafaqun ‘alaihi)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Jumat, 16 Januari 2015

Sulitnya Menjaga Lisan

Assalamu'alaykum wr.wb.

Akhir-akhir ini aku rasa, banyak yang tersakiti oleh lisanku, mungkin juga kecewa. Aku juga merasa aku sering salah dalam ucapan, tak bisa menjaga perasaan mereka yang ada di hadapanku. Mungkin banyak yang bilang, "Aisyah itu pendiam sekali ya", itu bagi yang belum kenal dan akrab sama aku. Tapi bagi yang udah kenal, mungkin mereka menyesal bilang itu.

Memang terkadang, aku lebih memilih diam, betul kata ama, aku hanya berbicara jika diminta, tapi kalau ketemu sama orang yang sama2 pendiam, ujung-ujungnya juga bakalan ngomong :)
Terkadang, ada kalanya aku ingin seperti mereka yang banyak omong, bisa ngebikin orang tertawa karena leluconnya, dan pernah kucoba, tapi... Sepertinya aku kurang didengarkan, mungkin karena faktor suara yang seperti ini, atau mereka sudah terbiasa melihatku diam sehingga mereka pikir aku ga bakalan ngomong.

Alasan kedua, kenapa aku suka diam, karena takut salah ngomong, takut perkataan yang kukeluarkan tak ada dasarnya atau aku lupa apa dasarnya, dan takut menyakiti perasaan mereka. Bagiku, apa yang aku omongkan itu biasa saja, apalagi aku dari Sumatera yang biasa saja kala mendengar perkataan yang kasar, tetapi itu membuat orang tersakiti, sungguh tak ada niat sama sekali untuk menyakiti perasaan orang lain, karena aku pun tak suka disakiti.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)


Ampuni hamba ya Allah, yang belum dapat menjaga lisan ini, yang selalu saja khilaf membiarkan lisan ini tak terkontrol
Telah banyak hati hati yang hamba sakiti, hanya kata 'maaf' yang ingin hamba sampaikan kepada mereka



Bersyukur Allah memberikanku suara yang seperti ini, mungkin memang kurang didengarkan karena frekuensinya yang kecil, namun setidaknya mengurangi keinginanku untuk berkata-kata :) InshaaAllah, akan kuperbaiki lisanku, akan kujaga ia agar sekelilingku tak ada yang merasa tersakiti. Tak ingin hanya dengan satu kata saja, menjadi pemberat timbanganku menuju neraka, naudzubillahi min dzaalik.

Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhoan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wahai lisan, sungguh engkau sangat berbahaya
Engkau layaknya pisau bermata dua
Terpuji ketika kata-kata kebaikan yang engkau keluarkan
Seperti halnya Bung Tomo yang hanya dengan lisannya membakar semangat rakyatnya untuk berjuang
dan engkau terhina ketika kata-kata keburukan yang engkau keluarkan
seperti halnya Iblis yang menggoda Adam
Wahai lisan, sungguh menjagamu teramat sulit
hanya dua hal yang dapat mengontrol apa yang engkau keluarkan
"Diam" dan "Puasa"

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka katakanlah perkataan yang baik atau jika tidak maka diamlah.”(Muttafaqun ‘alaihi)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar